Kumpulan Asuhan Keperawatan

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us

The Wedding My Sister

Jumat, 31 Oktober 2008

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA



I.PENGERTIAN
Anemia merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hemoplastik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit akibat terhentinya pembentukan sel hemoplastik dalam sumsum tulang.

II.ETIOLOGI
1.Faktor kongenital : Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal.
2.Faktor yang didapat : bahan kimia (benzena, insektisida, senyawa As, Au, Pb), obat (Kloram feningkol, mesantoin, piribenzamin, obat sitostatik), radiasi, faktor individu (Alergi obat, bahan kimia, dll), keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik.

III.MANIFESTASI KLINIS
1.Awitan bertahap ditandai dengan kelemahan dan pucat, sesak nafas saat latihan fisik.
2.Perdarahan abnormal pada pasien.
3.Adanya granulosit ditunjukkan dengan demam, faringitis akut, bentuk sepsis lain, dan perdarahan.

IV.PENATALAKSANAAN
1.Transplantasi sumsum tulang.
2.Tranfusi darah hanya diberikan bila diperlukan karena tranfusi darah yang terlampau sering dapat menekan sumsum tulang atau menyebabkan timbulnya reaksi kemolitik.
3.Menghindari bahan kimia yang diduga sebagai penyebab.
4.Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANEMIA APLASTIK


I.PENGKAJIAN
1.Biodata
a.Umur : Semua umur beresiko untuk terkena anemia aplastik, terutama pada umur lebih dari 20 tahun.
b.Jenis kelamin : Terutama terjadi pada wanita, khususnya pada ibu hamil.
2.Keluhan utama
Pucat, lemah, demam, pusing, perdarahan, nafsu makan berkurang.
3.Riwayat penyakit sekarang
Awitan bertahap ditandai dengan kelemahan dan pucat, sesak nafas saat latihan fisik.
4.Riwayat penyakit dahulu
Pada anemia aplastik dapat disebabkan dengan keadaan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, misalnya :
a.Lupus eritrema tosus mononekluosis, infeksiosa, dan HIV.
b.Hepatitis virus.
c.Sindrom fanconi.
d.Penyakit ginjal.
5.Riwayat penyakit keluarga
Penyakit anemia aplastik dapat diturunkan karena adanya kelainan DNA yang dapat diturunkan misalnya anemia fanconi.
6.Pola fungsi kesehatan
a.Pola aktivitas dan latihan.
Pembatasan latihan fisik untuk menghindari sesak nafas saat latihan.
b.Pola nutrisi dan metablisme
Intake makanan yang mencukupi dapat meningkatkan produksi sel darah
merah.
c.Pola eliminasi
Nyeri saat BAK.
d.Pola istirahat dan tidur
Kualitas dan kuantitas istirahat dan tidur akan berkurang karena rasa pusing yang dialami.


7.Pemeriksaan fisik
a.Keadaan umum
Lemas, pucat, dan melemah.
b.Head to too
1)Kepala : Tamapak dalam batas normal.
2)Mata : Konjungtiva pucat.
3)Bibir : Bibir kering dan pecah-pecah.
4)Dada : Tidak terdapat suara parau, sesak nafas.
5)Abdomen : Bisinng usus menurun, perut kembung, adanya nyeri tekan.
6)Integumen : Turgor kulit tidak mengalami perubahan.
8.Pemeriksaan penunjang
c.Pemeriksaan Laboraturium
1)Sel darah
2)Laju endap darah
3)Faal hemostatis
4)Sumsum tulang
5)Virus
6)Tes Ham atau tes hemolisis sukrosa
7)Kromosom
8)Devisiensi imun
d.Pemeriksaan Radiologi
1)Nulear magnetic resonance imaging
2)Radionuclide bone marrow imaging ( bone marrow Scaning)


II.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat dari kekurangan suplai O2 dengan kebutuhan
2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan sekunder akibat dari leukopenia
III.PERENCANAAN
1.Dx : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat dari kekurangan suplai O2 dengan kebutuhan
Tujuan : Untuk mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan oleh individu untuk aturan terapeutik
Kriteria hasil : klien akan
Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat toleran aktivitas
Mengalami kemajuan aktivitas sampai normal
Intervensi :
1)Lakukan pendekatan kepada klien dan keluarga
R/ : Agar klien dan keluarga kooperatif dalam semua tindakan keperawatan
2)Kaji faktor penyebab intoleransi aktivitas
R/ : Agar dapat diketahui penyebab dan solusinya
3)Kaji perubahan TTV
R/ : Untuk mengetahui perkembangan klien
4)Ubah posisi klien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
R/ : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyababkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko cidera
5)Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
R/ : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas


Tidak ada komentar: